my friend

Tampilkan postingan dengan label Hewan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hewan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 April 2011

tips memelihara kura-kura brazil


Enjoy this post


Kura-kura Brazil adalah sebuah salah satu spesies kura-kura yang ada di seluruh dunia dan termasuk dalam jenis kura-kura semi-aquatic (terrapin)




Nama lain dari Kura-kura Brazil adalah Red Ear Slider (RES/Si Telinga Merah karena binatang ini memiliki ciri fisik garis berwarna merah dari mulai ujung mata mereka hingga menutupi daerah telinga).

Anatomi Tubuh Kura-Kura Brazil

Kura-kura pada umumnya memiliki sebuah cangkang (tempurung) yang digunakannya untuk mempertahankan diri dari serangan dan ancaman predator serta untuk menjaga suhu tubuhnya dari perubahan cuaca yang terjadi pada habitat serta lingkungan sekitarnya.




Cangkang (tempurung) Kura2 Brazil terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu:





Karapas pada bagian atas tubuhnya.




Karapas Kura-kura terdiri atas buku-buku yang disebut scutes(esteoderms) yang akan mengelupas secara alami mengikuti pertumbuhan karapas kura-kura tersebut yang semakin hari semakin besar





(Gambar Karapas & Plastron Kura-kura)


Plastron pada tubuh bagian bawahnya.



Karapas dan plastron pada tubuh kura-kura dihubungkan oleh bagian dari tulang belakang diantara kaki depan dan belakangnya.

 Membedakan Jenis Kelamin Jantan/Betina


Selain ciri2 yang tersebut pada gambar di atas, jantan dan betina dapat dibedakan pula dari ciri-ciri fisik, seperti:

1. Kuku pada kaki depan pejantan lebih panjang dari pada kuku jenis betina.
2. Kloaka (Saluran reproduksi) pejantang terletak pada ujung ekor sedang betina pada pangkal ekornya
3. Ekor pejantan berukuran lebih panjang dan tebal dibandingkan ukuran ekor betina


Ukuran Tubuh Kura-kura

Kura-kura Brazil memiliki panjang tubuh sebagai berikut:
  1. 2.5 cm untuk ukuran bayi kura-kura brazil
  2. 17 - 30 cm untuk ukuran kura-kura brazil dewasa (Jantan dewasa berukuran antar 18 - 23 cm sedangkan Betina dewasa berukuran 25 - 30 cm)
Cara menghitung panjang karapas kura-kura adalah dengan menggunakan penggaris dan di hitung secara langsung dari depan ke belakang (dengan mengabaikan kelengkungan karapas kura-kura)

Makanan Kura-Kura Brazil

Biasanya jika kita memberi kura2 di toko2 ikan, maka si penjual akan memberikan kita pelet untuk kura2 sebagai makanan untuk kura2 mungil kita. Tapi apakah pelet ini saja sudah cukup bagi kura2, jawabannya ternyata tidak. Karena seperti juga manusia, kura2 juga akan merasa bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja.

Disamping itu pemberian makanan juga harus memperhatikan segi kesehatan kura2 tersebut, jangan sampai kura2 kita terkena Pyramidingyaitu terjadinya kelainan pada bentuk tempurung kura2 seperti menjadi berbonggol, berbentuk piramid atau menjadi datar bentuknya.
Makanan yang baik untuk dibeikan kepada kura2 antara lain adalah:
  1. Kaktus centong yang telah di parut dan dihilangkan durinya (sangat baik diberikan tiap hari)
  2. Daun bunga sepatu yang dipotong halus
  3. Daun lidah buaya yang dipotong menjadi bentuk dadu kecil2 setelah dibuang durinya
  4. Keluarga sawi (dipotong halus), amat disarankan untuk konsumsi sehari-hari
  5. Kailan sangat baik karena mengandung banyak kalsium
  6. Wortel yang telah di parut
  7. Kangkung setelah dipotong halus
  8. Jagung, untuk kura dewasa tambahkan kulit jagungnya
  9. Daun Semanggi (The BEST FOOD)
Nah jangan pernah memberikan kura-kura kalian makanan di bawah ini :
  1. Kacang Panjang
  2. Taoge
  3. Kacang kapri
  4. Buncis
  5. Kubis
  6. Bunga Kol
  7. Brokoli
  8. Bayam
  9. Lobak
  10. Kecipir
  11. Daun singkong
Kecintaan saya terhadap kura-kura brazil sudah saya jalani sejak satu tahun yang lalu.  Dan perlu diperhatikan bahwa kura-kura brazil pun memiliki penyakit, namun jenis penyakit yang sering diderita oleh kura-kura brazil adalah penyakit pada cangkangnya.  Saya menyarankan bagi kalian pemilik kura-kura untuk bergabung dalam forum Komunitas Pecinta Kura-Kura Brazil .    

Rabu, 23 Februari 2011

Kucing Hutan Sang Kucing Leopard

Kucing Hutan Sang Kucing Leopard

Kucing hutan yang di Jawa sering disebut sebagai ‘meong congkok’ dan dalam bahasa latin (ilmiah) dinamakan bengalensis, merupakan salah satu spesies kucing liar yang dilindungi di Indonesia.
Kucing hutan atau Prionailurus bengalensis, dalam bahasa Inggris disebut sebagai leopard cat lantaran bulunyanya yang mempunyai totol-totol menyerupai carak kulit macan tutul(leopard) meskipun secara taksonomi keduanya berbeda genus. Kucing hutan bergenusPrionailurus sedang genus macan tutul adalah Panthera.

Kucing hutan ini disebut Leopard Cat lantaran motif bulunya yang tutul-tutul
Leopard cat atau kucing hutan mempunyai daerah sebaran yang luas meliputi India, Afghanistan, Nepal, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Cambodia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Pilipina, Laos, Malaysia, Singapura, Indonesia (Jawa, Kalimantan, Sumatera), hingga ke Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Rusia, Taiwan, China, dan Hong Kong.
Habitat kucing hutan bervariasi, meliputi hutan tropis, semak belukar, hutan pinus, semi-gurun, daerah pertanian, hingga daerah bersalju tipis. Kucing yang dilindungi ini mampu hidup dihabitat dengan ketinggian mencapai 3.000 mdpl.
Ukuran tubuh kucing hutan hampir sama dengan kucing-kucing biasa (kucing domestik; Felis silvestris catus). Kucing hutan yang ditemukan di Indonesia memiliki panjang tubuh sekitar 46 cm dengan berat tubuh sekitar 2,2 kg dengan panjang ekor sekitar separo dari panjang tubuhnya.
Warna bulu kucing hutan bervariatif menurut daerah hidupnya. Di saerah selatan termasuk Indonesia cenderung berwarna dasar kuning kecoklatan, tetapi di daerah utara (seperti Rusia dan Jepang) didominasi warna abu-abu-silver. Bulunya halus dan pendek. Warna dasar (kuning kecoklatan atau abu-abu silver) diselingi pola belang-belang hitam dari bagian kepala sampai tengkuk. Sedangkan bulu di daerah bertotol-totol hitam. Pola bulunya yang bertotol-totol ini membuat kucing hutan ini dikenal sebagai leopard cat (kucing macan tutul).
Kucing hutan merupakan binatang nokturnal yang lebih banyak beraktifitas di malam hari termasuk untuk berburu mangsa seperti burung, tikus, bajing, tupai, serangga, ampibi, kelinci, kancil dan binatang kecil lainnya.
Binatang karnivora ini seperti berbagai jenis kucing lainnya merupakan binatang yang sangat pandai memanjat. Bahkan, meski jarang melakukannya, kucing hutan mempunyai kemampuan yang baik dalam berenang.
Subspesies Kucing Hutan. Kucing hutan dulunya dimasukkan dalam genus Felis, bahkan di PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar, kucing hutan masih ditulis dengan nama ilmiah Felis bengalensis.

Kucing hutan di Jawa disebut juga meong congkok
Kucing hutan (P. bengalensis) terdiri atas dua subspesies yaitu P. b. bengalensis dan P. b. iriomotensis. Namun Berdasarkan analisis morfologi, Groves (1997) menyarankan untuk membaginya kembali dalam beberapa spesies berbeda sesuai dengan asal daerah atau pulau kucing hutan tersebut.
Beberapa sunspesies tersebut antara lain;Prionailurus bengalensis alleni (China),Prionailurus bengalensis bengalensis (India, Bangladesh, Asia Tenggara daratan, Yunnan),Prionailurus bengalensis borneoensis (Borneo),Prionailurus bengalensis chinensis (China, Taiwan, Filipina), Prionailurus bengalensis euptailurus (Siberia, Mongolia), P.b. heaneyi (Pulau Palawan, Filipina), Prionailurus bengalensis horsfieldi (Himalaya), Prionailurus bengalensis javanensis (Jawa, Indonesia),Prionailurus bengalensis rabori (Filipina), Prionailurus bengalensis sumatranus (Sumatra, Indonesia), Prionailurus bengalensis trevelyani (Pakistan), dan Prionailurus bengalensis iriomotensis (Jepang).
Konservasi Kucing Hutan. Kucing hutan (Prionailurus bengalensis) dikategorikan dalam status konservasi Least Concern (Resiko Rendah) oleh IUCN Redlist kecuali untuk subspesies P. b. iriomotensis yang berstatuskan Endangered (Terancam).
Sedangkan oleh CITES, kucing hutan didaftar dalam Apendiks II keculai untuk kucing hutan dari populasi di Bangladesh, India dan Thailand yang dimasukkan dalam daftar Apendiks I. Di berbagai negara, kucing liar bermotif mirif macan tutul ini pun dilindungi oleh hukum negara masing-masing termasuk di Indonesia yang memasukkan binatang ini dalam daftar satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
Apalah namanya kucing hutan, meong congkok, leopard cat, kucing macan tutul, ataupunPrionailurus bengalensis yang pasti kucing liar ini telah memilih Indonesia sebagai salah satu habitatnya, so, mari kita lestarikan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Carnivora; Famili: Felidae; Genus: Prionailurus; Spesies: P. bengalensis; Nama binomialPrionailurus bengalensis ( Kerr , 1792).